Serangan Facebook di Nusantara

Oleh Erik Nainggolan. Jakarta, 25/10/2020.

Sejak saya mengintip lanskap usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia sejak kembali dari pendidikan saya di luar negeri, saya selalu penasaran. Psikologi UKM  Indonesia yang sangat unik dan rumit menurut saya sangat menarik dan mengasikkan, tetapi pada saat yang sama menantang!

Sejak saat itu, petualangan saya menjadi seru. Saya menemukan banyak fakta mencengangkan dalam ekosistem ini. Tidak heran mengapa nama besar seperti PayPal, eBay, Visa dan MasterCard, tidak dapat menembus dinding penghalang yang tebal ini dan mem penetrasi limapuluh hingga enampuluh juta UKM di Indonesia.

Tidak lama setelah saya mempelajari fakta ini, sekitar tujuh tahun kemudian saya akhirnya mendedikasikan temuan saya ke dalam platform yang fungsional, dan lahirlah Soulfy.

Sejak 2017, temuan dan masukan diintegrasikan ke dalam Soulfy dan saat ini solusi paling relevan untuk lanskap UKM ada di ujung jari, tinggal dipakai. Soulfy merupakan produk yang bekerja, praktis, dan terbukti sangat efektif untuk dicerna oleh pelaku UKM di Indonesia yang pada akhirnya platform ini memberikan kemampuan UKM untuk mengejar ketinggalan dalam 15 tahun terakhir dalam kemajuan teknologi digital.

Tapi dua hari yang lalu pengumuman dari Facebook untuk rencana masa depan mereka dengan platform anak perusahaan mereka Whatsapp, diumumkan. Sangat mengejutkan saya sampai ke lubuk hati saya. Seperti dapat dibaca dalam link di bawah.

https://techcrunch.com/2020/10/22/facebook-adds-hosting-shopping-features-and-pricing-tiers-to-whatsapp-business/

Ini merupakan serangan Facebook ke-2 di negeri kita. Setelah dalam kurang lebih sepuluh tahun terakhir platform ini mendominasi aktifitas pengakuisisian kegiatan usaha online UKM dengan investasi tanpa biaya. Dengan merangkul jutaan UKM di Indonesia untuk mengandalkan platform ini untuk mendapatkan eksposur untuk jualan mereka di ranah digital. 

Sebagai founder Soulfy.com, saya lebih kaget lagi karena hasil pembelajaran saya dalam tujuh tahun terakhir, yang berujung pada lahirnya platform Soulfy untuk membantu UKM mengejar ketertinggalan teknologi mereka dalam lima belas tahun terakhir pun akhirnya bertemu dengan raksasa Facebook, yang pada dasarnya mengambil kesimpulan yang sama, yaitu dengan mendigitalkan UKM2 ini dengan rumah digital sendiri, dengan website usaha mereka sendiri! Teknologi yang selama ini dipandang sebelah mata, namun sepertinya saat ini adalah saat yang tepat karena sudah matangnya para pengguna.

Tidak pernah terpikir bahwa persaingan ketat di dunia sosial media dan layanan online gratis lainnya saat ini akan membuat mereka melenceng/ pivot cukup jauh dari jalur utama mereka saat ini untuk menangkap dan mempertahankan pasar pengguna mereka saat ini.

Banyaknya UKM di seluruh dunia, dan khususnya di Indonesia telah menarik mereka keluar dari tempat persembunyian mereka yang nyaman menjadi terbuka dan melenceng ke industri web hosting yang berhadapan langsung langsung dengan pemain kuat jangka panjang seperti HostGator, Blue House , Go Daddy, dll.

Dengan berita ini, sangat jelas bahwa cepat atau lambat penemuan kecil saya tentang ceruk pasar UKM yang unik di Indonesia ini akan kedatangan pemain teknologi raksasa, yaitu Facebook.

Masalahnya adalah, rahasia kecil saya untuk menyelesaikan masalah kompleks kecil yang unik di lanskap UKM Indonesia ini, sudah tercium. Secara alami, saat pemain besar sekelas Facebook memasuki arena seperti ini, hampir dapat dipastikan,  akhirnya pemain kecil, startup pemula seperti Soulfy akan mati perlahan-lahan atau hancur tergilas.

Sudah saatnya saya mencari uluran tangan dan berhenti berpikir bahwa saya punya cukup waktu dan dapat bersantai dalam mendidik market UKM gaptek, yang tertinggal di sisi teknologi digital di Indonesia, karena pemain besar sudah mencium kesempatan ini. 

Mari kita berharap bahwa Raksasa lokal atau regulator akan mengulurkan tangan membantu, karena jika tidak, akan terulang kembali dominasi data dan landscape UKM di Indonesia yang sudah terjadi di ruang-ruang marketplace dan sosial media di tanah air. 

Misi saya untuk melepaskan jutaan UKM Indonesia dari genggaman raksasa-raksasa yang mengendalikan dan memanfaatkan kekayaan data pengguna, demografi, logistik, dan pergerakan ekonomi kita harus tetap terlaksana.

Indonesia adalah ekosistem yang sangat unik dan saya yakin solusi terbaik harus datang dari dalam, dari kita untuk kita,  baru akan bermanfaat bagi masa depan UKM di Indonesia.